Health

Healthy Spiritual and Physical Health

Tuesday, February 02, 2010

Melepas Ledakan Emosi

Posted by a2karim

Siapa dari kita yang tak pernah marah. Sesabar apapun seseorang tentu pernah marah. Hanya saja marah seorang yang penyabar jauh berbeda dengan mereka yang mempunyai emosi yang meledak-ledak. Sifat marah dimiliki setiap orang. Bedanya hanya pada kadar emosi, mudah tidaknya emosi itu keluar dan kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan dapat menyebabkan sifat terinterfensi. Apalagi kadar emosinya cukup tinggi. Ledakan emosi umumnya akan menurun setelah berumur 30 tahun ke atas.

Banyak cara agar ledakan-ledakan emosi dapat dikendalikan. Ent (Cara Cepat Meredam Emosi; MEDIKA, Radar Banjarmasin, Sabtu 02/01/2010, Hal.21-Klm.) mengemukakan 5 langkah agar ledakan emosi dapat di atasi :
*5 detik; Ketika darah anda naik karena emosi, segera kepalkan kedua telapak tangan saat mengambil napas dan buka kepalan tsb saat menghembuskan nafas.
*10 detik; Tarik nafas sambil mengangkat bahu anda tinggi-tinggi dan tahan. Turunkan bahu perlahan saat menghembuskan nafas. Saat menurunkan bahu rasakan bahwa anda melepaskan semua beban yang ada di pundak anda.
*30 detik; Kombinasikan gerakan kepala ke kanan dan ke kiri untuk merilekskan otot pada tungki leher. Lakukan gerakan mudah ini saat anda merasa kesal dan emosi.
*45 detik; Duduk di kursi, pejamkan mata dan tempelkan telapak kaki di lantai. Bayangkan andalah yang mengatur seluruh hidup anda, kemudian katakan “stop!” sambil menghentakan kaki anda, yang artinya anda harus segera menghentikan kemarahan sekarang juga. Kemudian ambil nafas dalam dan hembuskan.
*60 detik; Ingatlah 25 kata-kata positif yang mendiskripsikan diri anda. Misalnya setia, toleransi, supel, murah hati, tidak mudah marah, rendah hati dan lain sebagainya. Tuliskan kata-kata tsb diselembar kertas dan tempelkan di tempat yang mudah anda lihat. Di kantor, anda bisa menempelkannya di sof board depan meja kerja, sementara di rumah ditempelkan cermin meja rias anda.

Cara lain yang biasa‘ku lakukan adalah :
a. Duduk di lantai dengan kaki bersila atau di kursi atau dimana saja yang penting tempat tersebut dapat membuat kita merasa nyaman.
b. Pejamkan mata, letakkan kedua telapak tangan di atas paha bagian depan dan menghadap ke atas, wajah tersenyum, kepala dan tubuh tegak (kepala tidak menunduk atau terangkat; badan tidak membungkuk). Tenangkan pikiran (hilangkan lonjakan emosi) sedapat mungkin. Bila tidak dapat, tidak masalah.
c. Minta kepada Tuhan Yang Maha Pendamai Hati dengan Cahaya Kasih & Sayang NYA (do’a) dapat menerangi hati (anda, kita) yang lagi gundah. Atau apa saja (selain ledakan emosi)
d. Sambil tersenyum tarik nafas perlahan hingga dalam, tahan sejenak dan rasakan Cahaya Kasih & Sayang Tuhan membersikan kemarahan yang ada di hati anda hingga bersih atau apa saja (tergantung apa yang terjadi pada diri anda). Kemudian keluarkan perlahan-lahan dan rasakan segala bentuk ledakan emosi tersebut (atau lainnya) keluar bersama nafas anda.
e. Lakukan 3 kali atau lebih hingga ledakan emosi menjadi tenang. Paling tidak ledakan emosi tersebut telah dirasakan berkurang.
Cara ini biasa ‘ku lakukan dimana ada waktu yang senggang. Tidak tergantung apakah mengalami ledakan emosi atau tidak. Bisa siang, bisa malam. Bila malam dan bila mungkin lampu di padamkan. Maksudnya agar mata-hati kita jangan kemana-mana. Yang penting saat melakukannya adalah pada ruang dan tempat duduk yang nyaman dan tidak terganggu oleh siapapun dan apaun selama melakukannya.

Cara lain yang sering 'ku lakukan :
1. Duduk di lantai dengan kaki bersila atau di kursi atau dimana saja yang penting tempat tersebut dapat membuat kita merasa nyaman.
2. Pejamkan mata, letakkan kedua telapak tangan di atas paha bagian depan dan menghadap ke atas, wajah tersenyum, kepala dan tubuh tegak (kepala tidak menunduk atau terangkat; badan tidak membungkuk). Tenangkan pikiran (hilangkan ledakan emosi) sedapat mungkin. Bila tidak dapat, tidak masalah.
3. Ingat dengan dalam hati dengan membaca ayat-ayat Tuhan. Terserah anda apa yang bisa dibaca. Usahakan kalimat/ayatnya jangan panjang, pendek saja. Lakukan (tiada batas waktu) dan biasanya anda akan tersentak karena tertidur. Tetap lakukan beberapa saat dan sebelum anda mengakhirinya secara keseluruhan, jangan lupa berterima kasih atas segala nikmat yang telah diberikan NYA.
Cara ini yang sering ‘ku lakukan dan biasanya sekitar jam 21.00 ke atas (lampu dipadamkan). Cara ini dilakukan tidak hanya ada tidaknya ledakan emosi.

Bila upaya-upaya di atas masih sulit untuk dilakukan, maka cara yang paling sederhana (menurut saya) namun lumayan berat pelaksanaannya, yaitu dengan intropeksi diri. Semua ledakan emosi tsb bersumber dari diri kita sendiri dan bukan dari orang lain; meskipun sesuatu permasalahan itu kita di pihak yang benar. Caranya, bila menghadapi suatu permasalahan (biasanya kita merasa benar dan orang lain yang salah/keliru) :
a. Pelajari dulu permasalahannya dengan hati.
b. Bila hati anda panas berikan senyuman terhadap hati anda.
c. Benar tidaknya anda atau salah tidaknya orang lain penyebabnya adalah anda sendiri (dalam hal ini tidak berarti anda menyalahkan diri sendiri).
d. Berkata-katalah dengan hati (saat menyelesaikan masalah) yang selalu diukir dengan senyuman.
Permasalahan akan selesai dengan baik dan bahkan dapat mengeratkan tali-persaudaraan. Disini kita belajar menjadi orang yang bijak. Kita mencari solusi yang terbaik. Kita tidak perlu menyalahkan orang lain, meskipun kita dipihak yang benar. Disini terlahir “rasa cinta”, rahman-rahim, kasih-sayang, cinta-kasih. Ini memang sangat sulit untuk dicerna otak.

Perlu saya garis-bawahi bahwa emosi jangan diredam, tapi dilepas. Semoga semua ini dapat memberikan berkah kepada anda semua. Amin.

A2Karim

0 comments:

Post a Comment